Sinrilik adalah salah satu jenis sastra
bertutur dalam kehidupan masyarakat Makassar yang menceritakan kisah atau
narasi tertentu yang disampaikan dalam bentuk lantunan irama (dilagukan).
Bentuk narasinya pun menyerupai puisi atau syair dengan pemilihan dan perpaduan
kata-kata yang tepat dan terdapat berulangkali pengulangan-pengulangan lirik
atau repetisi. Pada umumnya sinrilik dilantunkan oleh seorang pria, bisa dengan
diiringi alunan alat musik dan bisa pula tidak. Sinrilik ini terbagi dalam dua
kategori yaitu sinrilik bosi
timurung dan sinrilik pakesok-kesok. Sinrilik bosi timurung yang dalam bahasa Makassar berarti
hujan turun adalah sinrilik yang dilantunkan pada saat keadaan sepi dan
orang-orang sedang tertidur lelap. Sinrilik ini tidak diiringi oleh alat musik
apapun, dengan narasi yang pendek-pendek dan berisi kesedihan atau curahan hati
dari penggubahnya, seperti kecintaan pada seorang gadis, kerinduan pada
kekasih, dan rasa kecewa akan jerih payah yang tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Berikut ini kita akan melihat contoh dari sinrilik bosi timurung.
Bosi timurung. Kadde
naniak balianganna anjaya. Naangka todong poteranganna tumateya. Kusuro kiokji
anja berua maklakbak. Nakukana-kana jammenna tu antaklea paleko bedeng mamorong
ri jajarannu. Sapako makmeknang ri goarinnu. Masino bonena tuntung lebonnu.
Makkuring-kuring ana sitau-taunu. Majeknek mata mami sarikbattang kamasenu. Nakatteangko
garrinna maklebangannu. Makrera-reramo anak kukang. Ninanronu makrauraumo balu
nisorong bokonu. Namakpale ngasengmo anne patintinganna moncengku. Mangarru
ngasengmo anne palentoanna bukungku annawa-nawai lampata. Makmoterannu
akngitung-ngitungi lingkata mantu songok bauk ri rassinna. Anu taenamo
natakrumpaki matangku. Anu masanrakmo kualle makkana-kana kupagulingmi matangku
anraik, kalauk, timborok, warak, annu taenamo natakrumpaki matangku irawa
buttako, irate ballak ku boya ilalang bilikko, ri jajarang kuliongi,
makkiok-kiok; nutena makpiwali makngambongambo numasanrak makkuniang.
Mattinro mamak,
nantungkusuk bongonna. Makmenang maniak nanareto karemenna. Matinro mamak
angkere jeknek matangku. Makgeleng mamak, manjengo, namaknganang kana. Massayang
rannumo tanaassengmo naboya takballe. Jeknek tanakullemo narappung. Tappu
tasakbe tanaassengmo natokdok. Siratang injako makpakrasangang ri lino. Sitaba
ijako bone lino nukajannangngi kale lolonnu. Bauk umuruk lonronnuiji nujammeng
mamo. Numanaung butta mamo, nusokleng numakkambu kayu. Majai nakku nubalik,
mappilannassi malowe anrong nunanro, makparuntusang.
Kaddek naiya
sambeanganna, naangka todong suleanna tumatea. Kadek inakke erok ri olo lingka
ri anja. Ana kalengku jammeng nu mempo ri lino. Takkukulleai anne pakrisik
mole-molea. Takkutarai simpung makmole-molea mantama monre ri ati. Matinuluk
manaik minne ri ulungku. Maktimbakrang kuparek garring. Garring takitakbangungang
kubau sakke rammusu, pappakontuna cinna cinikku. Pappakkammanna samborik julu
topena. Kaddekji kujammeng mamo, kusikalimo nikana. Tualingkangi ri anja ri
pakrisikna. Tanipabeanganmi mamalliang ri anjaya nipisangkaimi makkuling empo
ri lino.
Kureto mami
limangku, nakupatara kuangkamami bongga kananna kulantukku. Angku makpalak ri
karaeng tinang tuna. Angku manganro ri lebang tinang salasa nusunggulalo. Ri
empoang maknassa. Nubattu mange ri dallekang nisombanna. Anu makngolo ri
singarakna sinjalala karaeng tojeng-tojenga. Taenaya sangkammanna ratu sekrea. Ammentenga
kale-kalenna. Barang matuajako naia nutakadderang tanatabayya parenta kamallak-mallak.
Nutamararang bara pepekna naraka. Kinipantama ri suruga siagang nakimajannang
ri empoang mateknea. Nakana mamo bangkenna anjaya bedeng. Makpasang lino!
Bonenaji lino taena monne tumaklakbak makmoterang. Nakana pole tujammeng beru
kupasang kanasaba ri anjaya allei bedeng balu nisorong bokonu. Nakana pole
mangagang anne anjaya kutabattu nubuntuli barang nakana niak tekneku ri lino.
Hujan lebat. Andai
kata dapat dipulangkan orang yang (pergi) ke anja (akhirat). Dan dapat pula
dikembalikan orang yang mati. Kusuruh panggillah orang mati yang baru merantau.
Dan ceritakan kepadanya tentang meninggalnya orang yang menyeberang (mati).
Datanglah kiranya, duduk di ruang pertemuan. Pulanglah (masuklah) tidur ke
kamarmu. Sunyi isinya tempatmu yang biasa ramai. Sudah rindu anakmu yang
tunggal. Menangislah selalu saudaramu yang miskin. Dan sakit bersedih engkau
bahagia. Menangis-menangislah anak yatim yang kau tinggalkan. Meraung-raunglah yang
kau tinggalkan. Sudah lesu semua anggota badanku. Telah ngilu semua tulangku.
Memikirkan kepergianmu yang takkan kembali. Menghitung-hitung kepergianmu untuk
selama-lamanya. Engkau meninggalkan
keringat harum di sisiNya. Kini engkau sudah tiada bahkan ketika kuhadapkan
wajahku kea rah timur, barat, selatan, utara. Engkau kucari di tanah, di rumah.
Di dalam bilik, di tempat pertemuan aku mencari. Memanggil-manggil, tapi engkau
tak menjawab. Memanggil-manggil, tapi tidak lagi engkau menyahut.
Aku hanya tidur,
berselubung kudung. Aku hanya berbaring, menatah (membnyikan) jari-jari. Aku
hanya tidur menyapu air mata. Aku hanya berpaling, menoleh; akan mengatakan
sesuatu. Rasa gembira telah hilang, tak tahu lagi apa yang akan dicari. Air
tumpah, tak dapat lagi diangkat. Tasbih putus, tak dapat lagi ditusuk. Engkau
sepantasnya masih hidup di dunia. Bersama tubuhmu yang masih muda. Dan umurmu yang
masih muda tetapi engkau telah tiada. Bagaikan surya, belum rembang tengah
hari. Bagaikan bulan, masih condong di sebelah barat. Tiba-tiba engkau
meninggal dan turun di bawah tanah. Dan engkau meninggal, menjadi isi kayu
(mati). Banyak rindu engkau tinggalkan yang mengherankan. Banyak dambamu yang
harus dilaksanakan.
Andaikata dapat
diganti. Atau dapat ditukar orang yang mati. Ingin rasanya aku lebih dahulu
mati. Biarlah aku mati, dan engkau duduk di dunia. Aku tak tahan sekarang sakit
yang bertubi-tubi. Aku tak tahan pilu terus-menerus. Telah masuklah kini
(sakit) menusuk di ulu hati. Telah naiklah kini, di kepalaku berpijar
(memanas). Ku jadi sakit, sakit tak terbangunkan. Ku jadi dingin, gelisah,
pengaruh kekasihku. Pengaruh temanku juga. Seandaninya aku mati saja, sudah
habis perkara. Orang yang membawa ke akhirat sakit hatinya. Tak diluaskan lagi
pulang oleh anja (hari akhirat). Sudah dilarang kembali ke dunia.
Hanya kubunyikan
jariku dan kuhadapkan ke atas. Hanya kuangkat paha kanan lututku. Lalu memohon
pada Tuhan yang senantiasa Mulia. Dan memohon pada yang bahagia tak pernah
celaka (sial). Semoga engkau bahagia di sisiNya. (Dimohonkan untukmu) semoga
engkau tiba di hadapan Tuhan. Semoga lalu pada cahaya kebenaran. Tuhan yang
benar, yang tiada samanya. Yang berdiri sendiri. Semoga engkau bahagia, dan
demikian takdirmu. Yang tidak mendapatkan balasan yang pedih. Semoga engkau tak
kena api neraka. Dan kita dimasukkan ke dalam surga bersama. Dan senantiasa
berada di tempat yang bahagia. Konon akhirat berpesan, Wahai penghuni dunia tidak
ada seorang pun yang sudah diakhirat akan kembali ke dunia. Disampaikan juga
kepada yang baru meninggal. Ayo coba jual semua hartamu di dunia yang telah kau
tinggalkan. Menjawablah mereka yang baru meninggal ini. Kami sudah capek untuk
mencoba mengambil barang itu tetapi kami tidak bisa.
Makassar, 22
Februari 2021
Comments
Post a Comment