Jika ada yang menyamakan Yahudi
dan Zionis Israel maka saya katakan itu adalah sebuah bentuk kekeliruan.
Walaupun keduanya memiliki korelasi, tetapi tetap saja berbeda. Sama halnya
menyamakan Islam dengan Arab, Kristen dengan dunia Barat atau yang lebih
ekstrim menyamakan Komunisme dengan Atheisme. Islam dengan Arab memang memiliki
korelasi bahkan bisa dikatakan sangatlah dekat, tetapi tetap saja dua entitas
ini berbeda. Dalam kaidah logika, prinsip identitas itu dirinya hanya sama
dengan dirinya dan mustahil sama dengan yang lain. Yahudi hanya sama dengan
Yahudi dan mustahil sama dengan selain Yahudi. Begitupun terminolgi islam
dengan Arab, Kristen dengan dunia Barat, dan Komunisme dengan Atheisme. Ini
logika awal yang harus kita pahami terlebih dahulu agar tidak terjebak pada
kesalahan berpikir menyamakan suatu entitas dengan entitas lain dalam hal ini
menyamakan Yahudi dengan Zionis Israel.
Yahudi sebagai produk agama Samawi
atau dalam bahasa lainnya agama Ibrahimik karena berasal dari jalur Nabi
Ibrahim AS, saya harus menaruh hormat sebagaimana agama Ibrahimik lainnya
seperti Kristen. Bahkan dengan agama Non Ibrahimik dan kepercayaan tradisional
sekalipun saya harus menaruh hormat dan respek. Karena saya berpandangan dan
sesuai ajaran kitab suci agama yang saya yakini, bagiku agamaku dan bagimu
agamamu. Bahkan agama yang masih tabu di Indonesia seperti Yahudi, Sikh, Sinto,
dan lain sebagainya saya bercita-cita untuk melihat agama tersebut dianut oleh
warga negara Indonesia. Dasarnya tentu sudah sangat jelas bahwa di dalam UUD
1945 Pasal 29 Ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap warga untuk memeluk agama
dan kepercayaan yang ia yakini. Makanya ketika ada pembatasan bahwa agama yang
diakui oleh negara hanya 6 dan di luar dari itu pemeluknya diharuskan untuk
memilih salah satu agama resmi atau paling tidak mengosongkan kolom agama, maka
kebijakan seperti ini saya anggap sebagai kebijakan yang inkonstitusional
karena bertentangan dengan UUD 1945.
Kembali ke persoalan Yahudi dan
Zionis Israel, saya membedakan dua terminologi ini karena memang keduanya
sangatlah berbeda definisi. Jika Yahudi adalah sebuah agama yang tidak terikat
oleh batas negara, maka Zionis Israel adalah sebuah entitas negara yang dalam
kacamata saya adalah produk ilegal. Dalam sejarahnya negara ini didirikan oleh
para imigran Yahudi Eropa yang tercerai berai akibat perbuatan dari Nazi dan Hitler
di masa lalu. Sebenarnya tidak semua Yahudi menyetujui pendirian negara ini,
dan ini yang saya maksud bahwa Yahudi dan Zionis Israel itu berbeda. Mereka yang
pro pendirian negara Zionis Israel ini mendirikan negara dengan menggunakan
propaganda bahwa tanah yang berada di Palestina itu adalah tanah yang
dijanjikan bagi mereka karena mereka adalah bangsa pilihan Tuhan. Propaganda
licik ini mengingatkan saya dengan apa yang menjadi alasan ISIS mendirikan pemerintahan
khilafah di Suriah dan Irak. Mereka menggunakan tameng agama untuk memuluskan
langkah mereka. Intinya, agama oleh Zionis Israel dan ISIS adalah instrumen penting
dalam propaganda mereka, dan ketika ISIS disebut dikategorikan sebagai teroris
maka sudah selayaknya Zionis Israel juga dimasukkan sebagai teroris.
Alasan selanjutnya adalah pendirian
negara ilegal ini karena dianggap mereka adalah korban genosida di masa lampau yang
populer dengan istilah Holocaust dan dunia berkewajiban untuk memberikan
sebidang tanah untuk mereka. Alasan ini sangatlah lucu dan mengada-ada karena
secara logika sangat tidak masuk akal. Logikanya seperti ini, mafhum diketahui
bahwa jika seseorang melakukan kejahatan maka yang harus dihukum adalah mereka
para pelaku dan bukan malahan tetangganya yang jauh. Jika Eropa dalam hal ini negara
Jerman sebagai negara asal Nazi dan Hitler merasa berkewajiban membuatkan negara
untuk mereka sebagai tanggung jawab kesalahan mereka di masa lampau, maka seharusnya
sebidang tanah yang dibuatkan untuk mereka itu adanya di Eropa dan lebih
tepatnya di Jerman. Dan bukan dibuat di kawasan Timur Tengah tepatnya di Palestina
karena penduduk disana tidak memiliki sangkut paut dengan pembantaian kaum Yahudi
di masa lampau. Jika si X yang membunuh tentu dia yang dihukum dan bukan si Y
yang merupakan tetangga jauh. Inilah cacat logika yang menjadi alibi pendirian negara
ilegal ini dan buktinya Zionis Israel menjadi kanker di tengah-tengah negara Arab.
Dan bahkan negara ini justru menjadi pelaku Holocaust di abad ke 20 hingga saat
ini.
Ekspansi imigran ilegal ini juga
mengingatkan kita pada kejahatan-kejahatan sebagian bangsa Eropa terhadap
penduduk negara lain. Bagiamana mereka menyerbu kaum Indian dan memarginalkannya
padahal Indian adalah penduduk yang mendiami benua Amerika Utara sebelum
datangnya para bangsa Eropa ini. Sama dengan apa yang dilakukan oleh para Yahudi
Eropa ini yang mengusir dan membunuh warga asli Palestina dengan alasan agama
dan Holocaust yang tidak lebih dari propaganda busuk dan omong kosong saja. Dimana
para penggiat HAM dari negara Eropa dan AS yang mengatakan dirinya sebagai
bapak demokrasi dunia. Adakah dalam kacamata demokrasi pengusiran warga lokal dan
tanahanya dirampas untuk dijadikan sebagai pemukiman para imigran ilegal. DNA Eropa
di benua Amerika Utara tidak hanya terjadi di Palestina, mereka juga melakukan
hal yang sama di benua Australia. Mereka sama saja, mereka semua adalah
penjahat yang merampas, mengusir bahkan membunuh para warga local. Inilah genosida,
Holocaust, dan terorisme sebenarnya yang terjadi di dunia.
Makassar, 25 Juli 2020
Comments
Post a Comment