DILIMPHAKANNYA KESEJAHTERAAN DI HARI KELAHIRAN ISA AL MASIH

Tentang ucapan selamat natal yang disampaikan oleh umat islam kepada umat kristiani memang masih banyak menuai pro dan kontra. Ada yang tidak membolehkan dengan alasan bahwa pengucapan itu sama saja dengan mengakui Isa Al Masih sebagai anak Tuhan padahal dalam akidah umat islam, Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan ada pula yang membolehkannya dengan lebih melihat pada kacamata toleransi yang sesungguhnya tidak serta merta membuat kita beralih keyakinan. Menanggapi dua pendapat ini, ada baiknya terlebih dahulu kita memahami makna dari kata natal itu sendiri dan bagaimana sebenarnya Isa Al Masih itu dalam kacamata islam.

Pertama tentang makna natal itu sendiri. Kata natal sendiri secara etimologi berasal dari bahasa latin yang berarti lahir. Sedangkan secara terminologi natal berarti perayaan hari kelahiran Isa Al Masih. Kata natal sebenarnya banyak dipakai selain dari perayaan yang berhubungan dengan kelahiran Isa Al Masih. Misalnya dalam perayaan ulang tahun sebuah universitas, umumnya digunakan kata dies natalis. Penggunaan kata dies natalis tidak serta merta menunjukkan bahwa universitas tersebut merayakan hari lahir Isa Al Masih, tetapi yang dimaksud adalah peringatan ulang tahun universitas tersebut. Jadi dapat dipahami bahwa konotasi natal bukan semata-mata domain dari kelahiran Isa Al Masih tetapi lebih banyak dipahami sebagai hari kelahiran, baik itu kelahiran seseorang maupun kelahiran sebuah instansi.

Kedua pandangan islam tentang sosok Isa Al Masih. Dalam islam, Isa Al Masih adalah putera dari Maryam yang dilahirkan tanpa adanya seorang bapak. Mujizat ini menandakan bahwasanya memang Isa Al Masih sang putera Maryam bukanlah manusia biasa, melainkan seorang Nabi yang memiliki banyak keutamaan. Selain itu dalam di dalam Al Quran disebutkan:

“ Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” (QS 19:33)

Ayat ini menjelaskan bahwa sesuangguhnya hari ketika Isa Al Masih dilahirkan, diwafatkan, dan dibangkitkan kembali adalah hari yang dilimpahkan kesejahteraan. Hari yang penuh keberkahan yang di dalamnya banyak keutamaan-keutamaan.

Terkait dengan pro dan kontra tentang ucapan selamat natal umat islam kepada umat kristiani jika dilihat dari makna natal itu sendiri dan bagaimana ayat-ayat Al Quran yang berhubungan dengan kelahiran Isa Al Masih, maka harusnya kita dapat berpikir dengan bijak. Ucapan natal yang dilakukan oleh umat islam kepada umat kristiani tidak serta merta menjadikannya tiba-tiba menjadi seorang Kristen. Sama juga misalnya ketika kita mengucapkan selamat atas pernikahan teman kita. Apakah ketika kita mengucapkan itu, maka otomatis kita juga akan menjadi suami dari istri teman kita dan halal untuk menggaulinya. Pastilah jawabannya tidak karena kita memberikan ucapan selamat sebagai kesyukuran dari pernikahannya dan bukan malah menjadi suami kedua buat istrinya.

Hal yang sama juga terjadi ketika kita mengucapkan selamat natal kepada kaum kristiani. Kita mengucapkannya sebagai bentuk kesyukuran atas hari raya teman kita dan tidak otomatis menjadikan kita seorang Kristen. Hal yang sama ketika ada seorang teman kita yang Kristen mengucapkan selamat idul fitri kepada kita maka tidak serta merta otomatis dia akan menjadi seorang muslim. Hal seperti ini seharusnya dipahami secara bijak dan tidak melihatnya dari kacamata kuda. Apalagi sebenarnya, hari kelahiran Isa Al Masih sesungguhnya adalah hari yang dilimpahkan kesejahteraan atasnya. Terlepas apakah hari lahirnya pada tanggal 25 Desember seperti yang lazim dirayakan umat kristiani ataukah dirayakannya pada bulan januari seperti kaaum Kristen Armenia, sudah sepatutnya kita juga sebagai umat muslim berbahagia atas kelahiran Isa Al Masih. Bukan malahan otomatis menjadikan kita kafir seperti ada beberapa pendapat dari sebagian kaum muslimin.

Beberapa ulama pun dari beberapa negara di Timur Tengah ikut menyampaikan selamat natal kepada umat kristiani seperti ulama di universitas terbesar islam yaitu Al Ahzar di Mesir, ulama-ulama di Suriah, ulama-ulama di Lebanon, maupun ulama-ulama di Iran. Selain para ulama, beberapa pemimpin muslim dunia iktut menyampaikan selama natal kepada kaum kritiansi seperti Presiden Turki Erdogan, maupun di negara-negara muslim lainnya.

Jadi sebenarnya tidak ada salahnya ketika kita mengucapkan selamat natal kepada saudara-saudara kita umat kristiani karena hal itupun dilakukan oleh para ulama dan pemimpin negara-negara islam. Justru yang saya lihat para penolaknya adalah mereka yang melihat agama islam sebagai agama yang sempit dan kaku. Yang berkonsekuensi logisnya menghasilkan ekslusivisme beragama sehingga sangat mudah memunculkan kebencian terhadap pemeluk agama lain. Dan hasil akhirnya adalah tindakan teror yang dapat mengganggu kestabilan negara kita.


Selamat natal saudara-saudaraku umat kristiani. Semoga damai natal bersama kita semua…

Comments