Hingga saat ini masih ada orang
yang beranggapan jika ketakutan kita terhadap virus corona atau covid-19 itu
terlalu berlebihan. Baginya ada beberapa penyebab kematian selain karena wabah
covid-19 ini sehingga tidak relevan ketika kita terjerumus dalam ketakutan yang
berlebihan. Bahkan ada kemungkinan bagi mereka, berita wabah tentang covid-19
yang begitu masiv ini memiliki keterkaitan rencana global dari beberapa negara
yang hendak menanamkan pengaruhnya di Indonesia. Begini maksudnya, misalkan negara
seperti Republik Rakyat China (RRC), Rusia, Amerika Serikat (AS), atau negara
lain mengumumkan jika mereka berhasil mendapatkan vaksin covid-19 ini, maka
mereka akan menjual ke negara yang terkena dampak dari wabah ini tidak
terkecuali dengan Indonesia. Ketika kerjasama ini berlangsung tentu ada jasa
timbal balik yang harus diberikan oleh Indonesia kepada negara pemberi vaksin
itu. Dalam istilah yang populer disebut “no free lunch” atau tidak ada makan
siang gratis yang dalam politik global berarti tidak ada bantuan yang gratis. Selain
itu dalam analisa mereka berita wabah covid-19 ini juga terus gencar dilakukan
untuk terus menggerogoti anggaran keuangan negara demi kepentingan kelompoknya.
Singkatnya begini, jika ada wabah berarti ada lagi alasan untuk mencairkan
anggaran.
Selain itu bagi mereka, data
catatan kematian seperti demam berdarah dengue (DBD) dan kecelakaan lalu lintas
(lakalantas) tidak kalah jauh menakutkan daripada kematian karena covid-19.
Mari coba kita lihat bersama kasus covid-19, DBD, dan lakalantas. Dalam kaidah
logika ketika ada sesuatu dengan sesatu yang lainnya hendak diperbandingkan,
maka perbandingan itu harus sebanding atau dengan kata lain “apple to apple”.
Kita akan mencoba membandingkan terlebih dahulu antara covid-19 dan DBD. Seperti
yang kita ketahui vaksin dari virus DBD telah ditemukan sedangkan vaksin dari
covid-19 belum ditemukan. Artinya dua virus ini tidak bisa diperbandingkan
dikarenakan tidak sebanding dalam hal penemuan anti virusnya. Selain itu virus
covid-19 bisa ditularkan langsung antar manusia melalui air liur ketika bersin
dan sebagaianya sedangkan virud DBD tidak bisa ditularkan langsung antar
manusia melainkan melalui gigitan nyamuk. Jadi ketika masyarakat mengalami
ketakutan yang dikatakan berlebihan itu adalah sesuatu yang wajar. Berada di
posisi sebagai pasien dan vaksin belum ditemukan adalah kaeadaan yang sangat
sulit. Itu belum termasuk ketika jenazah yang terpapar covid-19 tidak bisa
diselenggarakan seperti biasa dikarenakan virus ini dapat menular antar
manusia. Dan itu adalah hal yang sangat berat bagi keluarga yang ditinggalkan.
Yang kedua adalah membandingkan
covid-19 dengan lakalantas. Ini menurut saya adalah perbandingan yang selain
tidak sebanding, perbandingan ini sangat lucu. Jika mengacu pada angka kematian,
memang lakalantas masih tinggi dibandingkan dengan kematian covid-19. Tetapi
apakah sebanding membandingkan kematian yang dikarenakan virus dengan kematian
yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Selain itu kecelakaan tidak dapat
ditularkan sehingga akan sangat sulit menjadikan itu sebagai perbandingan yang
sebanding dengan covid-19. Jadi sampai disini paham kan apa saja yang relevan
untuk diperbandingkan.
Ketakutan terhadap covid-19 bukanlah
ketakutan yang berlebihan. Ketakutan terhadap virus yang belum ada vaksinnya
dan terhadap virus yang terus menyebar dikarenakan virus ini bisa menular antar
manusia adalah hal yang sangat wajar. Artinya ketakutan itu punya sebab dan itu
hal yang pasti di dalam hukum kausalitas. Yang salah adalah ketika kita tidak
melakukan apa-apa untuk melawan covid-19 itu. Sudah ada anjuran dan protokol dari
pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid-19 ini. Saya masih yakin
pemerintah dan bangsa Indonesia dapat melawan covid-19 ini dengan catatan ada
sinergitas antar elemen bangsa ini.
Comments
Post a Comment