SADARLAH TURKIYEM, ERDOGAN ITU PRAGMATIS


Ada hal menarik bagi saya melihat begitu gampangnya orang percaya dengan hal yang dibumbuhi agama. Teringat dengan pesan Ibnu Rusyd “Jika kau ingin menguasai orang bodoh, maka bungkuslah segala sesuatu yang bahtil dengan agama”. Salah satu contohnya ketika saya terlibat adu argumentasi dengan beberapa orang di media sosial. Awalnya yang dilakukan oleh orang itu adalah memosting sebuah gambar yang berupa potongan gambar/ screen shoot dengan tulisan keterangan jika diambil di youtube. Isi potongan gambar tersebut memberitakan jika ada serangan militer yang dilakukan oleh Turki terhadap Israel.

Tentu hal ini bagi saya adalah sebuah kemajuan dan luar biasa. Mengapa saya katakan kemajuan karena seperti yang kita ketahui, Turki merupakan satu dari beberapa negara muslim yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel malah bisa dikatakan sangat erat dengan ditandai adanya kedudukan konsulat jenderal di Istanbul. Sehingga jika ada berita penyerangan dari Turki ke arah Israel, maka akan menjadi semacam kemajuan bagi kemerdekaan warga Palestina. Dan mengapa saya juga katakan luar biasa, karena hal ini di luar kebiasaan presiden Turki yaitu Racip Erdogan yang senantiasa melihat persoalan Palestina ini dalam kacamata pragmatis. Di sisi lain menghendaki kemerdekaan Palestina, tetapi di sisi lain tetap memelihara hubungan baik dengan Israel.

Sebelum lebih jauh menganalisa dampak dari serangan itu, maka hal yang pertama harus dilakukan adalah memverifikasi kebenaran berita itu. Al Quran telah memerintahkan kita di Surah Al Hujurat ayat 6 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.

Ini yang saya harus lakukan terhadap kebenaran berita itu. Saya awali dengan mengetik kata kunci “serangan Turki terhadap Israel” di aplikasi youtube karena di potongan gambar tersebut tertera jika berita ini berasal dari youtube. Setelah beberapa kali mencari, tidak ada satupun berita yang saya dapatkan sesuai konten di potongan gambar tersebut. Malah yang banyak adalah serangan Turki ke Suriah dan serangan Israel ke Suriah.

Setelah mendapatkan informasi bahwa potongan gambar ini diragukan kebenarannya setelah proses verifikasi tadi, maka saya pun langsung bertanya kepada pihak yang memosting gambar ini. Saya terus bertanya kebenaran berita ini minimal ada link dari laman berita maupun dari yotube. Dan memang pada akhirnya tidak bisa dia buktikan. Dan lucunya dalam adu argumen saya dengan si penyebar berita potongan gambar itu, dia dan beberapa rekannya yang terlibat dalam diskusi ini malah cenderung menyalahkan saya. Argumentasi lucu mereka seperti ini.

Yang pertama adalah meragukan berita di atas sama saja dengan orang yang tidak punya kepedulaian terhadap Palestina dan bahkan dikatakan berteman dengan yahudi. Otakku ingin berontak menghadapi kesesatan berpikir seperti ini. Atas dasar apa mengkritisi berita tentang Palestina adalah pengingkaran kita terhadap perjuangan rakyat Palestina. Bukankah Al Quran menyuruh kita bertabayyun jika mendapatkan berita. Dan jika berita itu adalah bohong karena tidak bisa dibuktikan maka yang menyebarkan telah berbohong. Dan bukankah berbohong adalah ciri orang munafik. Saya ingin menekankan bahwa saya adalah pendukung utama perjuangan bangsa Palestina dalam menghadapi penjajah Israel. Jangan karena kita peduli dengan Palestina maka kita seperti buta terhadap kebenaran sebuah berita.

Apa bedanya anda ini dengan zionis sawo matang yang membela buta Israel hanya karena bangsa itu adalah bangsa pilihan Tuhan menurut yang mereka yakini. Adakah bangsa pilihan Tuhan menjajah bangsa lain. Adakah bangsa pilihan Tuhan mengusir dan membunuh bangsa lain. Dahulu di era perang dunia ke II yang membunuh bangsa Yahudi adalah Hitler dan Nazinya, mengapa Israel tidak dibuat saja di sebagian daerah di Jerman sebagai ungkapan maaf atas kekejaman Hitler di masa lampau. Mengapa bangsa yang nun jauh disana bernama Palestina yang harus menanggunnya. Maka bagi saya pecinta buta palestina sama saja dengan pecinta buta Israel. Mereka dibutakan oleh doktrinisasi pemahaman agama versi mereka.

Kemudian di perdebatan lain kekritisan saya terhadap berita Palestina itu berujung pula dengan tuduhan saya ini berteman dengan yahudi. Apa logikanya seperti itu. Apa memang Palestina adalah antitesa dari yahudi. Bukankah yahudi adalah agama dan Palestina adalah negara. Artinya yahudi bukan antitesa dari Palestina karena tidak apple to apple atau sebanding. Seharusnya Palestina yang negara dibandingkan juga dngan Israel yang oleh sebagian negara diakui sebagai negara. Artinya menyamakan yahudi dan Israel adalah sebuah kerancuan berpikir sehingga yang menuduh saya berteman dengan yahudi hanya karena mengkritik berita Palesitna berarti masih dalam tahap belajar berpikir benar.

Selanjutnya hal lucu lainnya, ada yang mengingatkan saya bahwa lebih baik menyuruh Presiden Jokowi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel ketimbang mengkritik Erdogan. Yang mengkritik saya itu mungkin masih hijau dalam pemahaman konstalasi politik global. Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi bagaimana caranya Jokowi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel padahal memang tidak punya hubungan. Ibaratnya menyuruh seseorang putus dengan seseorang lainnya padahal mereka tidak punya hubungan. Ini kalau di Makassar sudah dikatakan sotta (sok tau).

Dan yang selanjutnya adalah keadaan berpikir paling kacau jika melihat dari argumentasinya. Dia mengatakan bahwa yakin akan kebenaran berita tersebut walaupun tidak terbutki. Coba bayangkan, ada berita yang entah berasal dari mana dipercayai sebagai sebuah kebenaran padahal tidak terbukti sama sekali. Hanya karena berhubungan dengan Palestina sebagai salah satu spirit umat islam kontemporer, maka hal ini dipaksakan untuk menjadi sebuah kebenaran. Baginya tidak masalah orang lain percaya atau tidak, yang jelasnya dia akan tetap percaya walaupun tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Saya pun teringat dengan cerita salah seorang senior ketika masih kuliah. Ceritanya seperti ini:

“Jadi ada dua orang yang melihat hewan dari kejauhan. Si A mengatakan jika hewan itu kambing. Sedangkan si B mengatakan jika hewan itu burung. Keduanya mendekati hewan tersebut dan alhasil hewan tersebut terbang. Sontak si B mengatakan kepada si A bahwa benar hewan tersebut burung karena terbang. Sedangankan bagi si A hewan itu akan tetap menjadi kambing walaupun terbang. Begitulah bagi mereka yang sudah jelas kebenaran di depan matanya, tetapi masih mengingkari.”

Terakhir menutup tulisan ini saya mau menjelaskan sedikit bagaimana posisi Erdogan sebagai Presiden Turki dalam hubungannya dengan Israel. Bagi Turkiyem (warga Indonesia yang ingin menjadi warga Turki) anda harus tahu jika Turki di bawah kepemimpinan Erdogan tetap memelihara hubungan diplomatik dengan Israel. Erdogan tetap menjalankan politik dua kakinya. Di satu sisi ingin dikatakan sebagai pemimpin terdepan dalam membela Palestina, di sisi lain tetap memelihara hubungan diplomatiknya dengan Israel. Logika sederhananya seperti ini, jika memang ingin membantu Palesitna mengapa sampai saat ini masih memelihara hubungan diplomatik dengan Israel. Bukankah musuh Palestina adalah Israel. Mengapa Erdogan galak sekali terhadap Suriah dengan memeranginya sementara dengan Israel tidak berani. Para Turkiyem harus membuka matanya lebar-lebar. Mengapa Erdogan sampai melakukan ekspansi militer ke wilayah Suriah yang nota bane musuh Israel. Berarti Erdogan secara tidak langsung telah membantu Israel untuk memerangi Suriah.

Para Turkiyem juga harus sadar jika tidak ada riwayat perang selama berdirinya Republik Turki hingga sekarang dalam memerangi Israel. Sedangkan negara yang ia serang seperti Suriah, di bawah pimpinan Hafeez Al Assad ayah dari Presiden Suriah sekarang pernah berperang dengan Israel bersama Irak dan Mesir ketika itu. Walaupun hasilnya daerah mereka di Dataran Tinggi Golan hingga kini masih diduduki Israel karena tidak adanya perjanjian damai anatara Israel dan Suriah. Turkiyem juga mungkin lupa jika ingin bermimpi siapa yang menjadi patron perjungan muqawwamah yang memerangi Israel di luar Palestina adalah Hizbullah di Lebanon. Di tahun 2000 dan 2006 justru Hizbullah mengembalikan marwah bangsa Arab dengan berhasil mengusir Israel dari Lebanon Selatan. Apakah Erdogan berani melakukan ini. Bahkan ketika penyerangan kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang berusaha menembus blokade militer Israel di Gaza di tahun 2010 yang banyak memakan korban jiwa dari pihak Turki yang diakibatkan oleh serangan serdadu Israel, Erdogan hanya memainkan drama tanpa berani menyerang Israel secara militer.

Terakhir para Turkiyem tidak usah bermimpi besar akan kembalinya kejayaan islam di tangan Erdogan. Bahwa yang memerangi isarael itu di masa dahulu adalah Mesir, Irak, dan Suriah. Di masa sekarang yang berani menyerang Israel itu Suriah dan gerakan perlawanan Hizbullah. Sedangkan Turki justru mengekspansi Suriah yang sedang mencoba mengambalikan stabilitas di negaranya. Ini ada apa. Mengapa Turki berani menyerang sesama negara muslim sedangkan terhadap negara zionis justru melunak. Pesan terakhir dari saya, Turkiyem berhentilah mempimpikan Erdogan sebagai pemimpin muslim. Dia hanya seorang oportunis yang tentu jauh dari kata ideal. Apakah anda tidak tertarik dengan Sayyid Hasan Nasrullah pemimpin Hizbullah yang telah membuat malu Israel di tanah Lebanon di tahun 2000 dan 2006 sekaligus mengangkat kembali marwah bangsa Arab.





Comments