Sadar
atau tidak jika kita melihat sepak terjang dari ISIS (Negara islam dan Irak),
HT (Hizbut Tahrir) maupun Zionis, memiliki banyak persamaan. Mari kita lihat.
Diawalai
dari ISIS. Gerakan ini mencuri perhatian dunia ketika ia memproklamirkan
berdirinya sebuah Negara islam yang ketika itu melingkupi sebagian daerah irak.
Kejadian ini berlangsung pada tahun 2014 di tengah instabilitas politik dan
keamanan di Negara 1001 malam tersebut. Gerakan ini memproklamirkan sebuah “Negara
islam” yang didasarkan pada “hukum islam”. Hukum ini merupakan sebuah tafsiran
sepihak dari pihak ISIS. Banyak pihak yang tidak sependapat dengan ini dikarenakan
tindakan mereka dalam menerapkan hokum islam yang ternyata tidak mencerminkan
islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Mulai dari pengekangan perempuan
termasuk dalam bersosialisasi dan berpolitik, demonstrasi hukuman di depan umum
yang banyak menciderai HAM, kebencian mereka terhadap peninggalan sejarah, hingga
tindakan brutalnya terhadap mereka yang coba melawan system ini. Ideology seperti
ini mirip dengan ideology wahabi yang dikembangkan di Arab Saudi demi
melanggengkan kekuasaan kerajaan. Dan celakanya tidak sedikit pula yang
menyatakan berbaiat dengan gerakan ini termasuk beberapa warga Indonesia.
Dengan
label hukum islam, maka banyak yang terbius sehingga dengan mudah merangkul
pengikut dari berbagai belahan dunia. Ditambah lagi dengan propaganda mereka
melawan pemerintahan “zalim” seperti Bashar Al Assad di Suriah, maka
sempurnalah hegemoni propaganda ini. Gerakan inipun percaya bahwa hanyalah kelompok
mereka yang benar dengan tafisran sepihak yang mereka lakukan. Cita-cita ke
depannya ingin mempersatukan seluruh daerah muslim berada di bawah naungan
seorang pemimpin sehingga sekat antar negara akan hilang. Artinya gerakan ini adalah
gerakan anti nasionalisme dengan sentimen agama yang dilakukan penafsirannya
secara sepihak.
Selanjutnya adalah Hizbut
Tahrir (HT). Berbeda dengan ISIS, HT melakukan gerakan lebih melihat kondisi
dan situasi. Sejak kelahirannya dan berkembangnya gerakan ini ke berbagai Negara,
kondisi HT dalam melakukan gerakan di tiap negara itu berbeda. Di beberapa negara
Timur Tengah seperti Suriah, HT terlibat dalam percobaan proses kudeta terhadap
presiden Hafeez Al Assad ketika itu sehingga gerakan ini dilarang di seluruh
wilayah Suriah. Berbeda dengan timur tangah, HT malah lebih berkembang di Eropa.
Banyak yang melihat bahwa pesatnya perkembangan HT di Eropa lebih disebabkan
oleh iklim demokrasi yang telah terbangun walaupun HT sendiri menganggap
demokrasi adalah sistem kufur. Sehingga sampai sekarang, sebenarnya HT masih
mengalami anomali di dalam dirinya. Menolak demokrasi sebagai sebuah sistem kufur,
tetapi masih hidup di negara penganut demokrasi dan mendapat “nikmat” dari
demokrasi itu sendiri.
Saya melihat selain faktor
demokrasi, HT dapat berkembang dengan pesat di Eropa dan dibiarkan oleh
pemerintah setempat lebih pada faktor kepentingan negara tersebut. Kebanyakan negara
Eropa seperti Inggris tetap membiarkan HT eksis disana dengan tujuan
instabilitas di negara lain terutama negara-negara islam di Timur Tengah. Inggris
dan negara eropa lainnya menggunakan HT dalam perang proxi guna memecah belah Timur
Tengah. Selain kudeta yang dilakukannya di era pemerintahan Hafeez Al Assad, HT
juga terlibat dalam percobaan kudeta di Yordania dan Mesir walaupun gagal. Dan pertanyaannya
adalah mengapa di Eropa HT tidak melakukan kudeta padahal jelas-jelas negara tersebut
kufur? Ini dapat dikatakan sebagai sebuah jawaban mengapa HT disebut sebagai
boneka Eropa dan AS.
HT juga berkembang
pesat di Indonesia sebelum presiden Jokowi melakukan pembubaran terhadap
organisasi ini dikarenakan mengancam ideologi negara. HT bertujuan mengganti sistem
negara yang telah disepakati yaitu pancasila dengan sistem khilafah dan dengan
kata lain gerakan ini anti pancasila serta anti nasionalisme. Langkah pemerintah
patut diacungi jempol dalam menghadapi gerakan anti pancasila apalagi jika
melihat pengalaman HT di berbagai negara yang banyak terlibat dalam proses
percobaan kudeta. Mungkin saat ini ketika HT belum berhasil menyusup dan
menguasai militer, kita masih aman-aman saja dan menganggap gerakan HT hanyalah
gerakan dakwah semata. Tetapi ketika massa mereka banyak dan secara kualitas telah
memegang posisi penting secara pemerintahan, maka kekacauan di Irak, Suriah,
dan Libya sangat mungkin terjadi di Indonesia. Jika ISIS terang-terangan dan
frontal, maka HT lebih halus tetapi kedua gerakan ini adalah gerakan anti
nasionalisme yang sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.
Sama dengan ISIS dan
HT, gerakan zionisme juga adalah sebuah gerakan yang dilandasi oleh spirit
agama dengan tafsiran sepihak. Dengan propaganda sebagai bangsa pilihan dan
tanah yang dijanjikan, gerakan ini sanggup membius jutaan masyarakat yahudi
yang tercerai berai untuk mau datang ke Palestina sebagai tanah yang
dijanjikan. Dengan klaim yang sangat ahostoris, maka berbondong-bondonglah para
imigran itu ke tanah yang dijanjikan. Sebagai bangsa pilihan Tuhan, maka setiap
yang dilakukannya adalah benar karena siapa saja yang melakukan perlawanan
terhadap bangsa ini, maka yang meraka lawan bukanlah manusia saja melainkan
Tuhan yang selalu bersama bangsa Israel. Saya melihat spirit ini sangat mirip
dengan spirit yang dibangun oleh ISIS dan HT dalam melakukan penafsiran sepihak
terhadap kitab suci. Perilaku bar bar ISIS terhadap mereka yang dikatakan kafir
baik muslim dan non muslim dapat kita lihat pula pada perlakuan pemerintahan
zionis Israel terhadap warga palestina.
Dengan dibungkus
dogma-dogma agama, maka apapun bisa terjadi walaupun itu harus membunuh dan
merampas hak orang lain dikarenakan ini adalah perintah Tuhan. ISIS, HTI,
maupun Zionisme mampu membius jutaan orang sehingga berbondong-bondong ambil
bagian dari gerakan mereka. Memang betul bahwa jika kita ingin melakukan
pembodohan, maka bungkuslah pembodohan itu dengan agama sehingga kelihatan suci
dan orang akan berbondong-bondong untuk mengikutnya. Tidak peduli islam, kristen,
yahudi, maupun agama lainnya, kebodohan yang dibungkus dengan agama akan sangat
laku. Menganggap orang yang tidak sekeyakinan adalah kafir tidak lebih baik
dengan menganggap bahwa mereka yang tidak mengikutimu adalah domba-domba
tersesat. ISIS, HTI, dan Zionis sama saja. Mereka adalah gerakan haram dengan
menjual kesucian agama. Mereka dengan sadar akan tetap menggandeng agama
sebagai gerakan mereka supaya laku dan orang-orang akan bersimpati terhadap
gerakan mereka.
Comments
Post a Comment