DIAMNYA TERHADAP TRAGEDI YAMAN; BUKTI KEPEDULIAN ITU DISESUAIKAN DENGAN KEPENTINGAN

Tepat hari ini tanggal 20 Desember 2017 merupakan hari ke 1.000 agresi serangan militer  Arab Saudi beserta koalisinya ke Yaman. Intervensi militer ini diluncurkan pada bulan Maret 2015 sebagai bagian dari rencana Saudi untuk mengembalikan kekuasaan sekutunya di Yaman yang telah mengundurkan diri yaitu mantan presiden Abduh Rabbuh Mansour Hadi dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah yang berkuasa di sebagian besar daerah utara. Dengan dalih tersebut, ribuan kejahatan kemanusiaan telah terjadi setelah lebih dari dua tahun kampanye militer Arab Saudi yang menghancurkan Yaman. Lebih dari 12.000 warga Yaman termasuk wanita dan anak-anak, telah terbunuh dalam serangan udara Saudi sementara jutaan orang masih mengungsi dalam situasi kemanusiaan yang mengerikan. Dampak perang dan kelaparan terhadap 12,5 juta anak di negara tersebut telah diperkuat oleh apa yang oleh para direktur dari Organisasi Kesehatan Dunia, Dana Anak-anak PBB dan Program Pangan Dunia yang dijelaskan dalam sebuah pernyataan bersama sebagai “wabah kolera terburuk di tengah-tengah krisis kemanusiaan terbesar di dunia “.

Berbagai Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengecam Arab Saudi karena selalu menargetkan penduduk sipil di Yaman. Kelompok HAM menyatakan bahwa banyak dari mereka yang tewas dalam serangan udara adalah orang-orang biasa yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok yang menentang Riyadh. Tetapi seperti tidak menghiraukan itu semua, Saudi dan koalisinya terus membombardir dengan sadis. Selain itu, kebijakan blokade yang dlakukan oleh Saudi telah mengancam jutaan warga Yaman dalam keadaan lapar.

Apa yang dilakukan oleh Saudi dan koalisinya mengingatkan kita dengan apa yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap bangsa Palestina terutama di wilayah Jalur Gaza. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik karena didukung oleh AS, pihak Israel sewenang-wenang melakukan pelanggaran HAM terhadap masyarakat Palestina. Selain itu, blokade yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza telah membuat daerah itu menjadi penjara terbesar di dunia ini. Sehingga menyebabkan adanya keterbatasan aktivitas kehidupan masyarakat gaza terutama aktivitas ekonomi dan bantuan logistik yang pada akhirnya menurunkan tingkat kualitas kehidupan disana. Israel dan Saudi dalam hal ini bagaikan pinang dibelah dua. Keduanya melakukan serangan militer dan blokade terhadap wilayah yang lebih lemah dengan dukungan AS (Amerika Serikat) sebagai penjamin sepak terjang mereka meskipun dunia internasional telah mengecamnya.

Walaupun begitu, kepedulian masyarakat internasional terhadap Yaman tidak sebesar dengan apa yang terjadi di Palestina. Kita tidak bisa menepikan betapa sengsaranya masyarakat Yaman terhadap intervensi militer dan blockade yang dilakukan oleh Saudi dan koalisinya. Apa yang terjadi di Yaman terutama di daerah utara yang banyak dikuasai oleh Ansharullah dan sekutunya tidak lebih mengerikan dengan apa yang terjadi di palestina. Mari kita kalkulasi kejahatan Israel terhadap palestina dan kejahatan Saudi terhadap yaman. Selama 2014, menurut OCHA, Israel dan Hamas bertempur dalam peperangan dahsyat di Gaza yang membunuh hampir 2.200 orang sementara kekerasan intens di Jerusalem Timur dan Tepi Barat membunuh puluhan warga Palestina dan hanya beberapa warga Israel. Sedangkan di momen yang lain serangan militer Saudi dan koalisinya selama 1.000 hari (sekitar 3 tahun) ke Yaman telah menewaskan 12.000 orang. Artinya di dalam setahaun, intervensi militer ini telah membunuh 4.000 orang. Artinya apa yang dilakukan oleh Saudi dan sekutunya terhadap yaman, tidak kalah mengerikannya daripada yang dilakukan oleh Israel terhadap palestina bahkan lebih parah karena hampir mencapai 2 kali lipat.

Saya hingga kini bertanya-tanya mengapa Saudi dan sekutunya sungguh tega melakukan hal ini kepada Yaman. Bukankah Yaman adalah sebuah Negara yang berdaulat sehingga tidak boleh diintervensi oleh Negara lain sesuai dengan bunyi deklarasi piagam PBB dan kedua Negara ini baik Yaman dan Saudi adalah anggota PBB. Bukankah Yaman adalah Negara Arab sama seperti Saudi beserta koalisinya dan mengapa persenjataan canggih itu tidak ditujukan kepada Israel yang menjajah tanah arab di palestina. Apakah Israel telah menjadi arab dan yaman telah berubah menjadi Persia seperti tiduhan pangeran Saudi. Bukankah pula yaman adalah Negara mayoritas muslim yang selayaknya dilindungi oleh Saudi, Negara dengan label haramain dan bukan pula sebaliknya dengan menyerang sesame Negara muslim. Bukankah pula yaman hanyalah sebuah Negara miskin yang tidak memiliki sejarah penyerangan dan intervensi terhadap Negara tetangganya baik itu ke Saudi maupun tetangga timurnya oman.

Selain pertanyaan ke Saudi, hal ini pun harusnya dipertanyakan kepada banyak media “pembela” islam terutama yang berafiliasi dengan media di tanah air. Mengapa tagar #savepalestine, #savealeppo begitu masiv di media social sementara tagar #saveyemen tidak. Bukankah yaman juga mengalami penderitaan hebat akibat serangan brutal dan blockade yang dilakukan Saudi dan sekutunya. Apa karena di yaman yang diserang adalaha milisi hansharullah yang sebagian besar syiah sehingga menganggap mereka bukan islam padahal korbannya tidak hanya itu melainkan juga anak-anak dan orang tua. Apa juga karena yang menyerang itu adalah tuan bear kalian, Raja Salman sehingga kalian tidak berani memprotes dan mengutuknya. Bukankah yang dilakukan Raja Salman tidak lebih mengerikan dengan apa yang dilakukan oleh Benjamin Netanyahu di Palestina. Ataukah jika karena wilayah yang diserang bukan merupakan basis kalian seperti di Aleppo sehingga kalian tidak peduli.


Tidak ada demo menentang intervensi militer dan blockade Saudi terhadap yaman dan seharusnya nilai-nilai kemanusiaan kalian patut dipertanyakan. Apakah kalian juga lupa bahwa pembelaan terhadap kemanusiaan tidak memandang siapa dan itu bersifat universal. Ataukah kepedulian kalian sesuai dengan kepentingan kalian sehingga Yaman kalian tidak pedulikan. Jika seperti itu, kalian tidak lebih baik dari kebijakan pemerintahan AS yang menerapkan standar ganda terhadap kekejaman Israel di wilayah palestina. Karena memang sepertinya, pemikiran kalian sangat identic dengan pemikiran politikus gedung putih dan antek-antek zionis.



Comments