Saya tidak meyakini jika seseorang melalukan suatu perbuatan tanpa ada motivasi yang mendorongnya. Begitupun kejadian pembakaran yang dilakukan terhadap seseorang terduga pencurian amplifier masjid. Perbuatan membakar manusia lain tidak datang begitu saja. Hal itu terjadi karena adanya dorongan yang sangat ditentukan oleh kadar pengetahuan dan emosional seseorang.
Melihat kejadian pembakaran itu mengingatkan aksi bejat ISIS yang dalam berbagai kesempatan melakukan pembakaran terhadap tawanan mereka. Ini peringatan keras buat kita. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini yang terdistribusi secara cepat, ideologi brutal ISIS menjadi racun yang mematikan buat semangat toleransi di negara kita. Mungkin mereka tidak berbaju ISIS dan mungkin pula mereka tidak mengaku sebagai anggota ISIS. Tetapi pola-pola umum ISIS seperti kebencian mendalam terhadap golongan tertentu karena merasa golongannya yang paling benar, persekusi, intimidasi, serta melakukan tindakan brutal seperti pembunuhan dan pembakaran di tempat umum menjelaskan bahwa mereka adalah kloningan pemikiran ISIS.
Kita semua tahu bahwa ISIS sukses melakukan propaganda dengan topeng agama. Dan begitulah para pembakar ini. Demi amplifier masjid yang notabene merupakan tempat ibadah, maka pria yang diduga melakukan pencurian amplifier ini harus terpanggang oleh nafsu para pembakar. Tak ada kebodohan yang paling sakral kecuali dibungkus dengan topeng agama. Apapun yang kau lakukan akan benar jika dibungkus dengan topeng agama. Dan ironisnya, hal ini menjadi tren yang sangat berbahaya.
ISIS dengan propagandanya membuat orang menjadi overdosis agama. Intoleransi menjadi prinsip, kekerasan menjadi metode, persekusi dan intimidasi menjadi strategi, hingga pada akhirnya nyawa tidak akan berarti lagi jika harus disandingkan dengan kepentingan agama. Saya yakin jika penyebar agama islam di nusantara adalah mereka, maka nasib islam akan sama dengan yang ada di Eropa yang disebarkan melalui pedang. Untungnya, islam disebarkan di nusantara dengan ramah dan bukan dengan marah sehingga ajaran ini mudan diterima dan berhasil mengislamkan hampir seluruh masyarakat di nusantara.
Jadi tolong kenali mereka. Wajah boleh Indonesia tetapi ketika mereka berteriak bunuh, kafir, sesat, dan semacamnya maka pada saat itulah mereka menjadi anggota ISIS. Geng teror terbesar di abad ini.
Comments
Post a Comment